Saturday, September 28, 2013

Europe Trip: Kota London Yang Tertata Rapi

1. Tiba di London
12-13 Sept 2013
Airbus A300 Kuwait City-London
Kami berangkat ke London menggunakan maskapai Kuwait Airways, dengan tiket seharga USD 474.80(1 USD= IDR 10.042) per orangnya. Setelah melakukan perjalanan selama 20 jam perjalanan ditambah transit 6 jam di Kuwait City, akhirnya kami sampai di London Heathrow Airport pada jam 5 sore(GMT+0). Kami berangkat dari Indonesia hanya ber-5, di Heathrow kami bertemu dengan seorang sepupu yang sudah duluan sampai, dia berangkat dari Kuala Lumpur dengan Malaysia Airlines, akhirnya kami lengkap menjadi 6 orang. Ketika kami sampai dan selama kami berada disana, London selalu diguyur hujan. Waktu baru nyampe di London kami tidak begitu peduli dengan hujannya dan berharap semoga keesokan harinya tidak hujan, yang ada di pikiran kami saat itu hanya menuju ke apartment secepatnya karena kami sudah capek banget. Selama di London kami menyewa sebuah apartment di Commercial Road. Awalnya apartment yang kami sewa berada di Waddington Street, tapi saat kami di Kuwait City kami mendapat kabar kalo apartment yang di Waddington Street sedang tidak bisa dipakai, jadi kami dipindahkan ke apartment yang di Commercial Road, jadi lebih jauh sih dari pusat kota Londonnya. Apartment yang kami sewa seharga GBP 140(1 GBP= IDR 15.400) per harinya, kami menyewa selama 3 hari, dari tanggal 13-15 September 2013.

Setelah mengambil semua bagasi kami keluar dari ruang kedatangan melalui pintu "Nothing To Declare", padahal ada aturan yang kami langgar saat memasuki London. Ada aturan yang menyatakan kami tidak boleh membawa makanan berupa daging dan produk olahannya, dan beberapa peraturan lainnya, tapi ibu saya membawa abon untuk makan karena ibu saya tidak suka memakan makanan eropa yang rasanya beda banget dari makanan Indonesia. Kami selalu keluar dari pintu ini di setiap kedatangan kami di tujuan berikutnya, hahahaha...

Mesin Tiket di Tube Station Heathrow Airport Terminal 4
Kami mencari informasi tentang transportasi untuk menuju apartment dari bandara, ada bus atau tube(kereta bawah tanah). Bus sangat tidak cocok sekali dengan kami karena kami membawa barang yang cukup banyak, untuk berpindah dari satu bus ke bus lainnya akan sangat merepotkan. Akhirnya kami memutuskan menggunakan tube, karena seorang sepupu saya yang pernah tinggal di London meminjami kami 2 buah Oyster Card miliknya. Oyster Card adalah kartu yang digunakan sebagai alat pembayaran tube, ya mirip dengan Flazz Card BCA yang bisa digunakan untuk membayar bus transjakarta(pay as you go), tapi bedanya ini bukan milik bank. Kami membeli 4 buah Oyster Card lagi karena 1 Oyster Card hanya bisa digunakan oleh 1 orang, harga per kartunya GBP 5. Kemudian semua Oyster Card kami top up sebanyak GBP 5. Oyster Card tidak memiliki masa berlaku, jadi bisa digunakan selamanya asal kartunya tidak rusak. Selain untuk membayar tube kartu ini juga bisa digunakan untuk membayar DLR(Docklands Light Railways), kereta National Service dan bus karena kartu ini bagian dari sistem transpotasi London yang disebut Transport for London.

Underground station tube yang ada di bandara Heathrow berada di Lantai -1 sedangkan ruang kedatangan berada di lantai 0 dan ruang keberangkatan berada di lantai 1. Keluar dari pintu kedatangan belok ke kanan, terus lurus melewati sebuah cafe, kemudian belok kanan lagi, disana ada lift yang bisa digunakan untuk ke underground station. Begitu memasuki underground station di sebelah kiri ada mesin seperti mesin ATM di Indonesia yang bisa digunakan untuk membeli dan top up Oyster Card atau karcis tube sekali jalan. Mesin karcis di station ini hanya menerima uang koin atau credit card. Di sebelah kanan pintu masuk station ada sebuah toko yang juga menjual Oyster Card, karena kami tidak memiliki uang koin, maka kami membeli Oyster Card di toko ini.

Peta Jalur Tube, DLR dan National Service
Ini pertama kalinya kami merasakan naik kereta bawah tanah. Rasanya naik kereta ini nyaman banget, keretanya bersih dan terawat, tidak penuh sesak, cepat dan jalurnya mudah dipahami. Selame berada di London kami menggunakan tube sebagai transportasi utama kami. Dari bandara Heathrow kami menggunakan piccadilly line menuju ke stasiun South Kensington untuk transfer ke circle line atau district line menuju ke Tower Hill. Dari stasiun tube Tower Hill kami pindah ke stasiun DLR Tower Gateway untuk menuju ke Limehouse(tempat Commercial Road berada). Jarak antar 2 stasiun ini hanya sekitar 200 meter.

DLR dan tube sama-sama transportasi berbentuk kereta tapi berbeda, kalo tube dibawah tanah dan dikendalikan oleh masinis, sedangkan DLR berada diatas tanah dan dikendalikan secara otomatis tanpa masinis. Oiya, tempat pembayaran tube dan DLR sama-sama tidak dijaga oleh petugas. Bedanya kalo tempat pembayaran tube ada pintu gerbang didepannya, jadi orang mau gak mau harus bayar jika ingin melewati gerbang tersebut, sedangkan DLR tidak. Tempat pembayarannya hanya berupa tiang pendek tanpa gerbang pembatas, kalo orang mau gak bayar pun tidak ada yang lihat sebenarnya, tapi begitu dia ketahuan tidak mebayar saat pemeriksaan di kereta, dia akan dikenakan denda GBP 80, jadi mendingan orang berbuat jujur dari pada di denda sebesar itu. Dari hal ini saja sudah bisa membuat saya kagum. Selama diperjalanan kami banyak ditawari bantuan untuk membawa barang-barang kami oleh orang-orang yang melintas, "Do you need help?" they said. tapi kami menolak secara halus, karena kami masih sanggup membawa sendiri.

Apple Apartment tempat kami tinggal di London
Setelah keluar dari stasiun DLR Limehouse cerita hari itu belum berakhir. Kami buta sama sekali tentang daerah tempat apartment kami berada. Kami tidak tahu dimana letak persis apartment kami, jadi kami harus mencari dengan membawa bawaan yang banyak dan diguyur oleh hujan yang cukup deras. Untung ada bantuan lagi yang datang, seorang tukang pengantar pizza yang baik membantu kami menemukan apartment yang kami cari. Sesampainya di lokasi masih ada masalah lagi, kami belum menerima kunci apartment, jadi kami tidak bisa masuk. Kami bertanya tentang kunci apartment ke satpam yang jaga, katanya kami harus menghubungi pihak management apartment untuk mendapatkan kuncinya. Kami tidak bisa menghubungi pihak management karena kami tidak punya nomer lokal UK. Akhirnya satpam tersebut meminjamkan kedua smartphonenya untuk menghubungi pihak management. Pihak managemant apartment pun bisa dihubungi dan kami bisa masuk ke apartment kami pada jam 10 malam. Akhirnya kami bisa beristirahat juga, kalo gak ada bantuan dari pengantar pizza dan satpam itu kami mungkin masih terlantar gak jelas..hahahaha... Thanks a lot to you guys!

------o0o------

2. Insiden Passport Hilang
14 Sept 2013

Keesokan paginya, sekitar jam 6, kota London sudah terang, tapi langit masih mendung, suhu udara masih dingin. Walaupun begitu saya merasa semangat untuk menjalani hari pertama liburan ini. Saya, ibu saya dan seorang sepupu saya berjalanan-jalan di sekitar tempat tinggal kami. Apartment kami terletak di dekat pelabuhan kapal-kapal kecil. Daerah dekat pelabuhan ini bau nya aneh, tidak terlalu amis, tapi tetap saja kurang enak di hidung. Kata sepupu saya kota Paris nanti lebih amis lagi bau nya dari ini, oh god! Setelah berjalan-jalan kami mampir ke sebuah minimarket membeli roti, buah-buahan dan coklat, untuk sarapan. Di minimarket ini ada tempat membayar yang dijaga oleh kasir dan tempat membayar mandiri(tidak di jaga oleh kasir) yang menggunakan credit card.

Setelah sarapan dan mandi, kami keluar dari apartment sekitar jam 9-an untuk mulai jalan-jalan. Tapi tunggu, ada yang aneh dengan pintu apartmentnya. Ketika kunci diputar untuk mengunci pintu, pintunya tidak terkunci! Kami semua bingung. Saya dan ayah saya mencoba mencari cara untuk mengunci pintu dengan semua kemungkinan yang kami tahu. Setelah 30 menit mencoba mengunci pintu, tetapi gagal juga, akhirnya kami meninggalkan apartment tanpa mengunci pintunya, berharap gak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kami menuju ke stasiun DLR untuk ke Tower Hill.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah London Wall yang berada di South Kensington. London Wall adalah bekas tembok benteng kota London pada jaman kerajaan romawi. Di dekatnya ada patung Julius Caesar. Kemudian ada Tower of London dan Tower Bridge. Tower of London adalah sebuah benteng dari abad pertengahan(medieval era). Warisan budaya ini sangat terawat dan rapi. Rumput di lapangan di sekitar istananya pendek dan berwarna hijau. Kami ingin masuk ke sana, tapi harga tiketnya lumayan mahal, sekitar hampir GBP 30. Seorang sepupu saya mengingatkan kami bisa membeli London Pass biar bisa masuk ke tempat-tempat wisata secara gratis. kami mencari tempat yang menjual London Pass di sekitar Tower of London, dan kami menemukannya di Tower Vaults. Harganya sekitar GBP 64, berlaku untuk 2 hari.

White Tower di area Tower of London
Di dalam Tower of London ada sebuah museum koin, kamar dan singgasana King Edward, ruang pameran mahkota raja-raja jaman dulu, catapult, ruang pameran alat-alat penyiksaan tawanan, ada juga sebuah pertunjukan untuk anak-anak yang di lakukan oleh para actor dan actress di tempat terbuka dengan menggunakan beberapa wilayah di benteng ini, dsb. Kalian bisa mengelilingi benteng ini dengan berjalan diatas temboknya pertahanannya(Wall Walk). Benteng ini juga dijaga oleh penjaga dari kerajaan inggris yang terkenal itu, dengan topi berbulu hitam dan tinggi, baju seragam berwarna merah dan hitam. Awalnya saya kira itu hanya patung, karena dia hanya diam saja di pos jaganya, walaupun para turis berfoto di depannya dia tetap tidak bergerak. Sampai saatnya ganti shift. Dua orang penjaga lainnya datang menghampiri dan mereka melakukan semacam upacara kecil untuk ganti shift. Para turis mengelilingi mereka(termasuk rombongan saya) sangat dekat. Setelah upacara selesai, mereka mau pergi tapi tidak bisa karena terhalang para turis. Akhirnya salah satu dari mereka teriak, "make a way!" Kami semua kaget dan memberikan jalan. Semua orang tertawa karena teriakan orang itu yang mengagetkan kami..hahaha


Setelah dari Tower of London kami melakukan tour di River Thames dengan menggunakan sebuah boat. Kami melakukan tour ini secara gratis karena menggunakan London Pass. Selama di boat tour guide kami menjelaskan tempat-tempat yang kami lewati, ada London Bridge yang terkenal itu dan beberapa jembatan lainnya, dermaga-dermaga, Southern Check Point, Theater William Shakespeare, London Eye dan Big Ben. Kami berhenti di Westminster Pier. Kami menuju ke Parliament House untuk melihat dan memfoto Big Ben dari dekat. Di daerah ini sangat ramai oleh turis, gak heran sih, secara ini ikon kota London. Ada juga para demonstran yang menuntut kesamaan hak warga sipil tanpa memandang suku, ras dan agama (SARA). Mereka membuat daerah Parliament House ini semakin padat dan menjadi tontonan para turis.


Berhati-hati lah di daerah wisata yang padat seperti ini, karena ada saja orang yang mencari kesempatan untuk berbuat jahat. Dompet salah seorang sepupu saya hilang di daerah ini. Isinya uang cash, passport dan beberapa kartu identitas lainnya. Dia baru sadar dompetnya hilang waktu kami lagi mengantri beli tiket London Eye. Akhirnya kami membatalkan rencana untuk naik London Eye dan mencari kantor polisi terdekat. Sayangnya kantor polisi itu tutup hari sabtu, tapi di pintunya ada pengumuman yang memberi tahu bahwa Walworth Police Station tetap buka hari ini, jadi kami menuju kesana. Tempatnya lumayan jauh dari lokasi London Eye dan susah sekali dicari. Kami mencari kantor polisi itu sampai jam 5 sore. Untung aja ketemu. Sesampainya di kantor polisi kami hanya mengisi formulir laporan kehilangan dan disuruh menghubungi KEDUBES Indonesia di London. Waduh! KEDUBES weekend gini kan pasti tutup. Tapi kami tetap mencoba mengubungi KEDUBES dari telefon umum. Berhasil, ada petugas yang menjawab telefon kami, tapi kata dia petugas yang biasa mengurus passport lagi keluar kota. Sial lagi deh! Akhirnya kami memberikan nomer telefon lokal UK yang kami ke dia, biar enak kontakannya. Kami sampai meminta bantuan seorang sepupu jauh yang tinggal di London dan seorang sepupu yang pernah tinggal di London(sekarang tinggal di Jakarta) biar dapet kontak orang dalem KEDUBES Indonesia. Masalahnya, jika passport sepupu saya yang hilang ini tidak dapat penggantinya(seenggaknya passport sementara), dia tidak bisa ikut ke Belanda, Jerman, Swiss dan Perancis. Saya dan sepupu-sepupu saya sudah beli tiket untuk pulang ke Indonesia dari Paris. Sepupu saya sudah mempersiapkan kemungkinan terburuknya untuk dipulangkan ke Indonesia dari London. Tapi, untungnya ada orang baik yang menemukan dan ngembaliin passport. Dia seorang police officer dari Kensington Police Station. Kata dia tadi sore petugas kebun kantor polisinya nemuin dompet di kebun kantor, lalu diserahkan ke petugas. Kemudian petugas ini menghubungi kontak yang ada di dompet sepupu saya, yaitu nomer handphone sepupu saya. Malamnya, petugas tersebut datang ke apartment kami untuk mengembalikan passport tersebut. Akhirnya semua bisa sesuai rencana lagi.

------o0o------

3. Menikmati Kota London
15 Sept 2013

Pagi ini saya sudah bangun dari jam 5. Setelah ibadah, saya menyeduh teh panas untuk menghangatkan badan di pagi yang dingin ini, sambil menonton berita. Beberapa saat kemudian saya melihat hal yang aneh di langit. Sebuah benda jatuh dari langit, berwarna merah dan ekornya sangat panjang. "Lihat, ada meteor!" kata saya terkejut. Keluarga saya semua keluar untuk menyaksikan momen yang tidak bisa dilihat setiap hari ini. Kemudian benda itu terlihat menghilang dari langit. Lalu muncul lagi 2 benda seperti itu dari arah yang lain. Saya membatin, "Apa pagi ini ada hujan meteor ya?" Setelah kemunculan beberapa benda serupa dari arah yang berbeda-beda, ayah saya berkata,"Ooo..itu sih bukan meteor, tapi pesawat tempur. Lagi ada latihan pesawat tempur nih." Ternyata, dugaan saya salah, hahaha

Seperti kemarin lagi, kami keluar sekitar jam 9-an. Masalah cara mengunci pintu apartment sudah terpecahkan semalam. Saya penasaran dengan cara mengunci pintu ini, ternyata caranya mudah sekali. Cukup dengan memutar gangang pintu ke atas, "klik!" maka pintu terkunci. Hari ini kami melanjutkan acara kemarin yang terpotong, yaitu naik London Eye! Antrian untuk beli tiket dan masuk ke wahananya panjang sekali. Entah sudah berapa lama kami menantri. Akhirnya giliran kami untuk naik. Di depan rombongan kami ada rombongan dengan orang cacat yang harus mengendarai kursi roda. Yang bikin saya kagum, para petugas wahana telah menyiapkan jalan aga orang yang duduk kursi roda ini bisa segara masuk ke wahana saat tiba kapsul yang kosong. Wahana ini tidak berhenti berputar walaupun ada pengunjung yang naik dan turun dari kapsul. Hebat! sigap sekali para petugas wahana ini membantu orang cacat tersebut.


Dari wahana ini terlihat pemandangan kota London yang sangat luas. Aktifitas di jalan dan sungai Thames yang sibuk terlihat seperti mainan diorama yang di kendalikan oleh seorang operator. Di dalam kapsul ini ada beberapa tablet komputer yang berfungsi sebagai navigator. Kita bisa mendapatkan informasi lengkap mengenai bangunan yang kita lihat dari dalam kapsul London Eye. Saat berada di wahana ini, ada juga pesawat tempur dari era PD II yang terbang melewati kapsul kami, mungkin saat ini dipakai untuk akrobatik oleh Royal Air Force Kerajaan Britania Raya.

Dari London Eye kami menuju ke Buckingham Palace. Saat itu sedang ada lomba balap sepeda di London dan halaman Buckingham Palace menjadi salah satu jalur yang dilewati untuk perlombaan tersebut. Para pengunjung tidak diperbolehkan masuk melalui pintu depan. Tapi, dari pintu samping sedang ada event yang mengizinkan para pengujung memasuki bagian samping istana. Saat kami tanya ke petugas yang berjaga, tiket masuknya sudah sold out. Bukan rezeki kami ternyata..hahaha

Jadi, kami hanya berkunjung ke museum pakaian para bangsawan dan kereta kuda kerajaan. Di dalam museum-museum ini pengunjung dipinjamkan smartphone yang menjadi navigator dan menjelaskan barang pameran yang ada di depan pengunjung. Menurut saya itu ide yang menarik. Setelah lelah berkeliling museum kami akhirnya pulang ke apartment untuk istirahat dan packing, karena besok pagi-pagi sekali kami harus terbang ke Amsterdam.

------o0o------

No comments:

Post a Comment